Selasa, 04 Mei 2010

Sembarangan Angkat "Harta Karun" Bawah Laut. Musnahkan Data Sejarah Budaya Bangsa*)

I
Wilayah laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat melimpah. Hal ini didasari atas luas, kedudukan, tatanan dan karakteristik fisik dari wilayah kelautan Indonesia. Selain sumberdaya alam tersebut, terdapat pula hasil budaya materi asal muatan kapal yang tenggelam sebelum abad XX atau yang lebih umum lagi dikenal dengan "harta karun" sebagai salah satu potensi kelautan yang belum dioptimalkan pemanfaatannya.
Inventarisasi yang dilakukan oleh Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (sekarang Departemen Kelautan dan Perikanan) terdata potensi kekayaan laut Indonesia yang berkaitan dengan benda berharga asal muatan kapal kuno yang tenggelam sebelum Perang Dunia II sekurangnya terdapat di 463 lokasi. Diketahui kapal-kapal tersebut tenggelam antara tahun 1508 sampai dengan tahun 1878. Umumnya kapal yang tenggelam adalah kapal dagang VOC; sedang selebihnya kapal Portugis, Amerika, Perancis, Jerman dan Belgia tetapi tidak tertutup kemungkinan jika kapal tersebut juga kapal-kapal dari Asia (Soesilo 2000).
Keberadaan kapal-kapal tersebut tersebar di kawasan perairan Sabang, Selat Malaka, Laut Jawa, Perairan Riau, Perairan Bangka-Belitung, Selat Karimata, Laut Flores, Perairan Halmahera dan Maluku. Benda-benda yang terdapat di dalam kapal tenggelam tersebut biasanya diistilahkan oleh masyarakat sebagai "harta karun" atau "benda berharga".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dua pengertian 'harta karun' yaitu harta benda yang tidak diketahui pemiliknya dan harta benda yang didapat dengan tidak sah (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1996: 342). Terlepas dari pengertian tersebut dalam perspektif arkeologi, tidak dikenal istilah "harta karun" maupun "benda berharga". Mengacu pada UU Cagar Budaya tahun 1992 maka benda-benda yang terdapat di kapal tenggelam tersebut dikategorikan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Namun demikian, sebenarnya tidak hanya benda-benda yang terdapat di dalam kapal tenggelam itu saja yang dikategorikan sebagai BCB tetapi kapal yang tenggelam itu juga termasuk dalam kategori BCB.
II
Dewasa ini BCB telah menjadi berbagai macam simbol seperti kekayaan, kebesaran, martabat bahkan prestise seseorang sehingga menjadi komoditi dagang yang tinggi nilainya. Hal inilah yang selalu membuat BCB selalu diburu orang seperti yang sedang marak di tahun-tahun terakhir ini adalah BCB dari kapal tenggelam yang umumnya berupa keramik.
BCB yang berasal dari kapal tenggelam sebenarnya tidak hanya berupa barang-barang komoditi dagang masa lalu, tetapi dapat juga berupa wadah penyimpanan komoditi dagang atau wadah penyimpanan logistik selama pelayaran. Selain itu BCB tersebut dapat juga berupa milik pribadi awak kapal. BCB merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman, pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selain itu BCB juga memiliki nilai ekonomis. Tinggi rendahnya nilai ekonomis suatu BCB sangat relatif antara lain dipengaruhi oleh kondisi dan jumlahnya. Semakin langka BCB tersebut maka semakin tinggi nilai ekonomisnya. Di sisi lain 'cerita' yang ada dibalik BCB juga mempengaruhi nilai ekonomisnya. Dalam hal ini disinilah peranan arkeologi dibutuhkan.
Ditinjau dari sudut pandang akademis, BCB bawah air mempunyai nilai informatif yang merupakan data penting untuk mengetahui gambaran kehidupan masyarakat masa lalu terutama masyarakat pendukung kebudayaan maritim. Selain itu BCB tersebut juga dapat digunakan sebagai data untuk membuktikan adanya interaksi antara kerajaan-kerajaan di nusantara dengan mancanegara.
Arkeologi bawah air di Indonesia secara instansional baru dimulai pada akhir dekade tujuhpuluhan, terhitung sejak diikutsertakannya arkeolog Indonesia untuk mengikuti program Arkeologi Bawah Air yang diadakan SPAFA di Thailand. Kegiatan penelitian arkeologi bawah air sendiri pertama kali dilakukan pada tahun 1981, yaitu di perairan Tuban dan Lamongan, Jawa Timur. Kemudian penelitian tersebut dilanjutkan pada tahun 1983 dan 1986 yang dipusatkan di Situs Bom Tuban dan Karangbeling, Jawa Timur (Warta Arkeologi 1991: 10).
Setelah itu kegiatan arkeologi bawah air di Indonesia mengalami 'masa kekosongan' dan 'kurang populer' di kalangan arkeolog sendiri. Keadaan ini disebabkan masih kurangnya tenaga peneliti dan tenaga teknis yang menguasai ketrampilan menyelam yang merupakan syarat pokok dalam kegiatan ini. Selain itu masalah 'klasik' yang menjadi kendala adalah pengadaan peralatan dan operasional arkeologi bawah air membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pada tahun 1996 Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala kemudian mengembangkan kembali program arkeologi bawah air (Gunawan 1999: 30). Namun sesuai dengan tugas dan fungsi dari instansi tersebut kegiatan ini cenderung diarahkan pada aspek pelestarian dan pemanfaatan BCB dari situs bawah air. Sedangkan kegiatan penelitian, yang merupakan tugas dari Pusat Penelitian Arkeologi, sampai saat ini terlihat belum ada upaya untuk dikembangkan lagi.
Arkeolog bertugas menafsirkan pikiran-pikiran manusia, teknologi, dan perilaku manusia yang diwujudkan melalui BCB bawah air. Dalam mengungkapkan 'cerita' ini, arkeolog sangat tergantung pada konteks di mana BCB ditemukan. Tanpa diketahui konteksnya sulit bagi arkeolog dalam mengungkapkannya. Dengan demikian dalam suatu kegiatan pengangkatan BCB bawah air selayaknya didahului oleh kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini , kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran keletakan BCB dalam koordinat tertentu, penggambaran serta memetakannya di dalam konteks. Selain itu juga harus dilakukan pencatatan mengenai bentuk, ukuran dan jenis kapal serta teknologi pembuatannya sehingga dapat diketahui asal kapal, besaran dan umur kapal tersebut.
III
Sudah menjadi rahasia umum bahwa BCB bawah air memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena itu BCB tersebut selalu diburu. Berkaitan dengan hal tersebut banyak berdiri perusahan yang bergerak di bidang pengangkatan BCB dari kapal tenggelam. Namun sangat disayangkan kegiatannya tidak dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah arkeologi bahkan cenderung mengarah kepada pengrusakan kelestarian BCB, artefak-artefak yang diambil umumnya hanya yang utuh sedangkan yang rusak, baik yang terjadi pada masa lalu atau pada saat proses pengangkatan dibiarkan begitu saja. Selain itu kegiatan pengangkatan tersebut juga tidak diikuti dengan proses perekaman, sehingga BCB tersebut tidak diketahui dengan pasti bagaimana keletakannya dan hubungannya dengan BCB lain. Kenyataan inilah yang sebenarnya membuat nilai informasi dari BCB tersebut menjadi semakin berkurang. Gambaran tentang kehidupan masa lalu tidak akan pernah diketahui selama kegiatan pengangkatan BCB bawah air dilakukan dengan cara yang sudah-sudah, padahal 'cerita' dibalik BCB tersebut juga merupakan sesuatu yang sangat penting.
Disamping melakukan kegiatan pengangkatan yang tidak sesuai dengan kaidah arkeologi, mereka juga terkadang tidak melaporkan hasil pengangkatannya melainkan langsung diekspor ke luar negeri. Keadaan ini kemudian diperparah lagi dengan adanya sekelompok orang yang melakukan pengangkatan BCB bawah air secara ilegal. Seperti yang terjadi di perairan Bangka-Belitung karena ingin meminimalisasikan biaya operasional, maka perusahaan-perusahan pengangkatan mengiming-imingi kompensasi yang sangat besar pada nelayan-nelayan tradisional jika menemukan lokasi keletakan kapal tenggelam serta memberdayakan para penyelam alam untuk mengangkat BCB bawah air. Terkadang juga para nelayan dan penyelam alam tersebut mengangkat BCB bawah air itu sendiri untuk kemudian dijual kepada penadah barang antik.
Mengantisipasi hal tersebut maka pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden no 107 tahun 2000 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam yang merupakan revisi dari Keppres sebelumnya yang telah dikeluarkan pada tahun 1989[1]. Dengan dikeluarkannya Keppres tersebut maka setiap kegitan pengangkatan dan pemanfaatan BCB bawah air berada di bawah pemantauan dan pengawasan panitia nasional tersebut.
Disamping proses pengangkatan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah arkeologi, proses penanganan dan penyimpanan BCB bawah air terkadang juga tidak dilakukan sebenar-benarnya. Seringkali BCB bawah air tidak mendapat penanganan desalinasi sehingga mudah hancur, demikian juga sistem penyimpanannya yang terkesan sembarangan sehingga mengakibatkan BCB tersebut menjadi pecah (Rochmani 2000).
Pada dasarnya keadaan ini diakibatkan oleh keinginan untuk meraup keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Hal ini juga berdampak pada pemanfaatan BCB bawah laut menjadi sembarangan. Situs-situs bawah air dieksploitasi sedemikian rupa tanpa memperhatikan kelestariannya sehingga nilai ideologis dan akademiknya menjadi hilang. BCB bawah air tersebut hanya dinilai dari sudut pandang ekonomi semata.
Sebenarnya pemanfaatan BCB bawah air untuk kegiatan ekonomi semata-mata tidak hanya sekedar dapat dijadikan komoditi dagang belaka tetapi dapat dimanfaatkan juga sebagai obyek wisata bawah air. Sisa-sisa kapal yang tenggelam seharusnya tidak dihancurkan begitu saja demi mengambil tinggalan-tinggalan di dalamnya, karena sisa-sisa kapal tersebut juga merupakan obyek yang tak kalah menarik selain terumbu karang dan obyek-obyek bawah air lainnya dalam kegiatan menyelam.

IV
Banyak hal yang dapat diceritakan dari hasil penafsiran terhadap BCB yang berasal dari kapal tenggelam. Tidak hanya mengenai BCB-nya itu sendiri tetapi dengan pengkajian yang lebih mendalam dapat diketahui pula kegiatan perdagangan pada masa lalu. Selain itu juga dapat diungkapkan tentang hubungan kebudayaan atau hubungan politik pada masa lalu yang terjadi antara kerajaan-kerajaan di nusantara dengan mancanegara. Karena itu dalam kegiatan pengangkatan BCB dari kapal tenggelam harus diawalii dengan kegiatan penelitian.
Pengangkatan BCB ke permukaan juga harus dilakukan dengan seksama karena tidak jarang akibat pengangkatan yang sembarangan menyebabkan BCB tersebut rusak. Karena itu jika pengangkatannya dilakukan sesuai prosedur arkeologi, maka kelestarian BCB - yang tergolong dalam sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui - dapat terjaga. Dengan demikian dapat dimanfaatkan secara optimal.
Selama ini pemanfaatan BCB dari kapal yang tenggelam terasa berat sebelah. Hal ini disebabkan adanya keinginan mengeruk keuntungan besar yang akan didapat baik oleh perusahaan pengangkatan atau perseorangan sehingga proses pengangkatannya cenderung mengarah ke pengrusakan. Pemanfaatan tersebut seharusnya dilaksanakan secara berimbang baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun sektor perekonomian.
Di sektor perekonomian, pemanfaatannya juga bukan hanya dapat dijadikan komoditi dagang saja tetapi dapat juga dijadikan obyek wisata bawah air. Dengan memanfaatkan BCB tersebut sebagai obyek wisata bawah air, maka tidak hanya uang saja yang bisa kita dapatkan tetapi kita juga bisa menikmati bagian dari lembaran sejarah budaya bangsa.

Rabu, 07 April 2010

Malu aku maluuu ..

Malu adalah akhlak yang menghiasi perilaku manusia dengan cahaya dan keanggunan yang ada padanya. Inilah akhlak terpuji yang ada pada diri seorang lelaki dan fitrah yang mengkarakter pada diri setiap wanita. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika ada wanita yang tidak ada rasa malu sedikitpun dalam dirinya. Rasa manis seorang wanita salah satunya adalah buah dari adanya sifat malu dalam dirinya.

Apa sih sifat malu itu? Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”

Abu Qasim Al-Junaid mendefinisikan dengan kalimat, “Sifat malu adalah melihat nikmat dan karunia sekaligus melihat kekurangan diri, yang akhirnya muncul dari keduanya suasana jiwa yang disebut dengan malu kepada Sang Pemberi Rezeki.”

Ada tiga jenis sifat malu, yaitu:

1. Malu yang bersifat fitrah. Misalnya, malu yang dialami saat melihat gambar seronok, atau wajah yang memerah karena malu mendengar ucapan jorok.

2. Malu yang bersumber dari iman. Misalnya, seorang muslim menghindari berbuat maksiat karena malu atas muraqabatullah (pantauan Allah).

3. Malu yang muncul dari dalam jiwa. Misalnya, perasaan yang menganggap tidak malu seperti telanjang di hadapan orang banyak.

Karena itu, beruntunglah orang yang punya rasa malu. Kata Ali bin Abi Thalib, “Orang yang menjadikan sifat malu sebagai pakaiannya, niscaya orang-orang tidak akan melihat aib dan cela pada dirinya.”

Bahkan, Rasulullah saw. menjadikan sifat malu sebagai bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Iman memiliki 70 atau 60 cabang. Paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan.” (HR. Muslim dalam Kitab Iman, hadits nomor 51)

Dari hadits itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak akan ada sifat malu dalam diri seseorang yang tidak beriman. Akhlak yang mulia ini tidak akan kokoh tegak dalam jiwa orang yang tidak punya landasan iman yang kuat kepada Allah swt. Sebab, rasa malu adalah pancaran iman.

Tentang kesejajaran sifat malu dan iman dipertegas lagi oleh Rasulullah saw., “Malu dan iman keduanya sejajar bersama. Ketika salah satu dari keduanya diangkat, maka yang lain pun terangkat.” (HR. Hakim dari Ibnu Umar. Menurut Hakim, hadits ini shahih dengan dua syarat-syarat Bukhari dan Muslim dalam Syu’ban Iman. As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shagir menilai hadits ini lemah.)

Karena itu, sifat malu tidak akan mendatangkan kemudharatan. Sifat ini membawa kebaikan bagi pemiliknya. “Al-hayaa-u laa ya’tii illa bi khairin, sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5652)

Dengan kata lain, seseorang yang kehilangan sifat malunya yang tersisa dalam dirinya hanyalah keburukan. Buruk dalam ucapan, buruk dalam perangai. Tidak bisa kita bayangkan jika dari mulut seorang muslimah meluncur kata-kata kotor lagi kasar. Bertingkah dengan penampilan seronok dan bermuka tebal. Tentu bagi dia surga jauh. Kata Nabi, “Malu adalah bagian dari iman, dan keimanan itu berada di surga. Ucapan jorok berasal dari akhlak yang buruk dan akhlak yang buruk tempatnya di neraka.” (HR. Tirmidzi dalam Ktab Birr wash Shilah, hadits nomor 1932)

Karena itu, menjadi penting bagi kita untuk menghiasi diri dengan sifat malu. Dari mana sebenarnya energi sifat malu bisa kita miliki? Sumber sifat malu adalah dari pengetahuan kita tentang keagungan Allah. Sifat malu akan muncul dalam diri kita jika kita menghayati betul bahwa Allah itu Maha Mengetahui, Allah itu Maha Melihat. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Penglihatan Allah. Segala lintasan pikiran, niat yang terbersit dalam hati kita, semua diketahui oleh Allah swt.

Jadi, sumber sifat malu adalah muraqabatullah. Sifat itu hadir setika kita merasa di bawah pantauan Allah swt. Dengan kata lain, ketika kita dalam kondisi ihsan, sifat malu ada dalam diri kita. Apa itu ihsan? “Engkau menyembah Allah seakan melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” begitu jawaban Rasulullah saw. atas pertanyaan Jibril tentang ihsan.

Itulah sifat malu yang sesungguhnya. Sebagaimana yang sampai kepada kita melalui Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malulah kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya.” Kami berkata, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami sesungguhnya malu.” Beliau berkata, “Bukan itu yang aku maksud. Tetapi malu kepada Allah dengan malu yang sesungguhnya; yaitu menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang dikehendakinya. Ingatlah kematian dan ujian, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan alam akhirat, maka ia akan tinggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia memiliki sifat malu yang sesungguhnya kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah, hadits nomor 2382)

Ingat! Malu. Bukan pemalu. Pemalu (khajal) adalah penyakit jiwa dan lemah kepribadian akibat rasa malu yang berlebihan. Sebab, sifat malu tidaklah menghalangi seorang muslimah untuk tampil menyuarakan kebenaran. Sifat malu juga tidak menghambat seorang muslimah untuk belajar dan mencari ilmu. Contohlah Ummu Sulaim Al-Anshariyah.

Dari Zainab binti Abi Salamah, dari Ummu Salamah Ummu Mukminin berkata, “Suatu ketika Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, menemui Rasulullah saw. seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran. Apakah seorang wanita harus mandi bila bermimpi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, bila ia melihat air (keluar dari kemaluannya karena mimpi).’” (HR. Bukhari dalam Kitab Ghusl, hadits nomor 273)

Saat ini banyak muslimah yang salah menempatkan rasa malu. Apalagi situasi pergaulan pria-wanita saat ini begitu ikhtilath (campur baur). Ketika ada lelaki yang menyentuh atau mengulurkan tangan mengajak salaman, seorang muslimah dengan ringan menyambutnya. Ketika kita tanya, mereka menjawab, “Saya malu menolaknya.” Bagaimana jika cara bersalamannya dengan bentuk cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri)? “Ya abis gimana lagi. Ntar dibilang gak gaul. Kan tengsin (malu)!”

Bahkan ketika dilecehkan oleh tangan-tangan jahil di kendaraan umum, tidak sedikit muslimah yang diam tak bersuara. Ketika kita tanya kenapa tidak berteriak atau menghardik lelaki jahil itu, jawabnya, sekali lagi, saya malu.

Jelas itu penempatan rasa malu yang salah. Tapi, anehnya tidak sedikit muslimah yang lupa akan rasa malu saat mengenakan rok mini. Betul kepala ditutupi oleh jilbab kecil, tapi busana ketat yang diapai menonjolkan lekak-lekut tubuh. Betul mereka berpakaian, tapi hakikatnya telanjang. Jika dulu underwear adalah busana sangat pribadi, kini menjadi bagian gaya yang setiap orang bisa lihat tanpa rona merah di pipi.

Begitulah jika urat malu sudah hilang. “Idza lam tastahyii fashna’ maa syi’ta, bila kamu tidak malu, lakukanlah apa saja yang kamu inginkan,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Ahaditsul Anbiya, hadits nomor 3225).

Ada tiga pemahaman atas sabda Rasulullah itu. Pertama, berupa ancaman. “Perbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fushhdilat: 40).

Kedua, perkataan Nabi itu memberitakan tentang kondisi orang yang tidak punya malu. Mereka bisa melakukan apa saja karena tidak punya standar moral. Tidak punya aturan.

Ketiga, hadits ini berisi perintah Rasulullah saw. kepada kita untuk bersikap wara’. Jadi, kita menangkap makna yang tersirat bahwa Rasulullah berkata, apa kamu tidak malu melakukannya? Kalau malu, menghindarlah!

Salman Al-Farisi punya pemahaman lain lagi tentang hadits itu. “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila hendak membinasakan seorang hamba, maka Ia mencabut darinya rasa malu. Bila rasa malu telah dicabut, maka engkau tidak akan menemuinya kecuali sebagai orang yang murka dan dimurkai. Bila engkau tidak menemuinya kecuali sebagai orang yang murka dan dimurkai, maka dicabutlah pula darinya sifat amanah. Bila sifat amanah itu dicabut darinya, maka engkau tidak akan menjumpainya selain sebagai pengkhianat dan dikhianati. Bila engkau tak menemuinya selain pengkhianat dan dikhianati, maka rahmat Allah akan dicabut darinya. Bila rahmat itu dicabut darinya, maka engakau tidak akan menemukannya selain sosok pengutuk dan dikutuk. Bila engkau tidak menemukannya selain sebagai pengkutuk dan dikutuk, maka dicabutlah darinya ikatan Islam,” begitu kata Salman. (HR. Ibnu Majah dalam Kitab Fitan, hadits nomor 4044, sanadnya lemah, tapi shahih)

Wanita yang beriman adalah wanita yang memiliki sifat malu. Sifat malu tampak pada cara dia berbusana. Ia menggunakan busana takwa, yaitu busana yang menutupi auratnya. Para ulama sepakat bahwa aurat seorang wanita di hadapan pria adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.

Ibnu Katsir berkata, “Pada zaman jahiliyah dahulu, sebagian kaum wanitanya berjalan di tengah kaum lelaki dengan belahan dada tanpa penutup. Dan mungkin saja mereka juga memperlihatkan leher, rambut, dan telinga mereka. Maka Allah memerintahkan wanita muslimah agar menutupi bagian-bagian tersebut.”

Menundukkan pandangan juga bagian dari rasa malu. Sebab, mata memiliki sejuta bahasa. Kerlingan, tatapan sendu, dan isyarat lainnya yang membuat berjuta rasa di dada seorang lelaki. Setiap wanita memiliki pandangan mata yang setajam anak panah dan setiap lelaki paham akan pesan yang dimaksud oleh pandangan itu. Karena itu, Allah swt. memerintahahkan kepada lelaki dan wanita untuk menundukkan sebagaian pandangan mereka.

Memang realitas kekinian tidak bisa kita pungkiri. Kaum wanita saat ini beraktivitas di sektor publik, baik sebagai profesional ataupun aktivis sosial-politik. Ada yang dengan alasan untuk melayani kepentingan sesama wanita yang fitri. Ada juga yang karena keterpaksaan. Tidak sedikit wanita harus bekerja karena ia adalah tulang punggung keluarganya. Sehingga, ikhtilath (bercampur baur dengan lelaki) tidak bisa terhindari.

Untuk yang satu ini, mari kita kutip pendapat Dr. Yusuf Qaradhawi, “Saya ingin mengatakan di sini bahwa kata ikhtilath dalam hal hubungan antara lelaki dan wanita adalah kata diadopsi ke dalam kamus Islam yang tidak dikenal oleh warisan budaya kita pada sejarah abad-abad sebelumnya, dan tidak diketahui selain pada masa ini. Mungkin saja ia berasal dari bahasa asing, hal itu memiliki isyarat yang tidak menenteramkan hati setiap muslim. Yang lebih cocok mungkin bisa menggunakan kata liqa’ atau muqabalah –keduanya berarti pertemuan—atau musyarakah (keterlibatan) seorang lelaki dan wanita, dan sebagainya. Yang jelas, Islam tidak mengeluarkan aturan atau hukum umum terkait dengan masalah ini. Namun hanya melihat tujuan adanya aktivitas tersebut atau maslahat yang mungkin terjadi dan bahaya yang dikhawatirkan, gambaran yang utuh dengannya, dan syarat-syarat yang harus diperhatikan di dalamnya.”

Ada adab yang harus ditegakkan kala terjadi muqabalah antara pria dan wanita. Adab-adab itu adalah:

1. Ada pembatasan tempat pertemuan
2. Menjaga pandangan dengan menundukkan sebagian pandangan
3. Tidak berjabat tangan dalam situasi apa pun dengan yang bukan muhrimnya
4. Hindari berdesak-desakan dan lakukan pembedaan tempat bagi lelaki dan wanita
5. Tidak berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis)
6. Hindari tempat-tempat yang meragukan dan bisa menimbulkan fitnah
7. Hindari pertemuan yang lama dan sering, sebab bisa melemahkan sifat malu dan menggoyahkan keteguhan jiwa
8. Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa dan keinginan batin untuk melakukan yang haram, ataupun membayangkannya

Khusus bagi wanita, pakailah pakaian yang yang sesuai syariat, tidak memakai wewangian, batasi diri dalam berbicara dan menatap, serta jaga kewibawaan dan beraktivitas. Perhatikan gaya bicara. Jangan genit!

Dengan begitu jelaslah bahwa Islam tidak mengekang wanita. Wanita bisa terlibat dalam kehidupan sosial bermasyarakat, berpolitik, dan berbagai aktivitas lainnya. Islam hanya memberi frame dengan adab dan etika. Sifat malu adalah salah satu frame yang harus dijaga oleh setiap wanita muslimah yang meyakini bahwa Allah swt. melihat setiap polah dan desiran hati yang tersimpan dalam dadanya. []

Senin, 29 Maret 2010

hajuh .. hajuh ..

Di suatu hari—bayangkan saja menggunakan imajinasi—di awal abad ke-5 M, Raja Tarumanagara yang bernama Maharaja Purnawarman berdiri gagah dan wibawa, tampak megah dan agung. Hari itu, ia hendak meresmikan sebuah proyek besar: penggalian sebuah kanal sepanjang 12 km (6.122 busur) yang dinamai Gomati yang melewati ibukota.
Proyek besar? Ya, penggalian kanal yang memakan waktu “hanya 21 hari” itu dimaksudkan untuk menghindari banjir yang kerap mengganggu wilayah Tarumanagara dan mengatasi masalah kekeringan selama kemarau. Kanal baru itu melintasi tanah kediaman kakek Purnawarman yang bernama Rajadirajaguru Jayasinghawarman, yang memerintah Taruma antara tahun 358-382 M. Tak lupa, pada peresmian itu (yang ditatah pada batu berbentuk bulat-telur) Sang Purnawarman menghadiahi para brahmana 1.000 ekor sapi sebagai raja hormat. Puaslah rupanya hati raja ini melihat bahwa di tahun ke-22 masa pemerintahannya, ia telah berbuat apa yang dibutuhkan rakyatnya.
Pun, dari batu peresmian itu (disebut Prasasti Tugu, ditemukan di Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara) diperoleh berita lain: sebelum membuat kanal Gomati, Purnawarman membuat kanal bernama Chandrabaga yang mengalir melintasi istananya lalu menuju laut di utara (Laut Jawa). Tak diketahui rentang waktu antara penggalian Chandrabaga dengan penggalian Gomati; yang jelas dua proyek itu atas titah Purnawarman, yang memerintah Tarumanagara selama 39 tahun, dari 395-434 M. Melihat kurun waktu ia memerintah, dapat ditafsir bahwa penggalian Gomati dilakukan pada 412 M, yang dimulai pada “tanggal 8 paro-terang bulan Caitra”.
Dari Prasasti Tugu kita tahu persis: wilayah Jakarta-Bekasi-Karawang memang selalu dilanda banjir sejak abad ke-5 dan sebelumnya. Kini, 16 abad kemudian, kita sendiri mengalami—bukan sekadar tahu—banjir yang selalu datang tak diundang, entah itu dari luapan Citarum, Ciliwung, atau sungai-sungai lain. Dan upaya manusia dalam menanggulanginya merupakan hasil budi, budaya. Bila pemerintahan Purnawarman membuat Gomati, pemerintahan Ir. Juanda masa Presiden Soekarno membuat waduk Jatiluhur di Purwakarta—waduk terbesar di Indonesia. Masyarakat Taruma merasakan manfaat kali Chandrabaga, rakyat Indonesia nyaman dengan waduk Cirata. Luapan air dapat diatasi—untuk sementara.
Sebuah proyek nasional tentu harus dicatat, untuk diingat, atau dirayakan kembali oleh generasi penerus. Purnawarman membuat prasasti-prasasti yang berisi tentang kehebatan dirinya: sebagai manusia sempurna, raja yang mengayomi rakyat, jelmaan Wisnu yang perisainya tak tembus senjata musuh, dan penguasa negara yang ditakuti oleh negara-negara tetangga. Raja itu tahu belaka keadaan tanahnya : banjir akan terus hadir, maka itu dibuat kanal. Namun ia tak tahu bahwa kini banjir makin melanda, meluas, menghantam tanah mana saja, padahal bendungan dan waduk yang luasnya beribu-ribu hektar telah dibangun, padahal teknologi sudah sedemikian digitalnya. Sungguh, ia pun takkan menyangka bahwa masyarakat di abad ke-21 ternyata bebal-bebal—baik pejabat maupun jelata, yang selalu tak tuntas dalam berpikir, nyaman dengan sebatas menduga-duga.
Tak adil memang bila membandingkan teknologi terakota (bata merah) yang dibangun oleh Kerajaan Taruma (ingat situs Batujaya, Karawang) dengan teknologi diciptakan warga Indonesia kini—meski keduanya diwujudkan dalam kerangka kesejahteraan sosial. Tapi, membanding adalah mencoba untuk sejengkal lebih maju. Mengetahui latar belakang adalah mempersiapkan masa yang datang. Bila cermin di kamar rusak, masih ada air jernih untuk melihat. Kejernihan akan memperlihatkan segala sesuatunya: kekotoran, kecurangan, kemunafikan, sekaligus renungan.
Dan sekali lagi, ujar-ujar G. B. Shaw terbukti; Sejarah menyatakan, bahwa manusia tidak pernah belajar dari Sejarah.

Senin, 22 Maret 2010

Doa.. bukan DOni Atang ...

Bismillahirahmanirohim
Allahumma inni Asaluka ilma nafian wa rizqon wasian wa syifaan min kulli dain

Ya Allah, aku memohon pada Mu ilmu yang manfaat, rezeki yang luas dan obat dari segala penyakit

Ayo....
Ayo kita berkata baik, ayo kita memberi berkah dan manfaat kepada orang lain, ayo kita menanam benih kebaikan, ayo kita mendekat kepada Allah, ayo kita mencoba sebisa mungkin mengikuti sunnah Nabi Saw....Karena apa!!!! karena apapun bentuknya akan ada balasannya kelak. Yang buruk dibalas buruk begitu pula yang baik.......


Renungan Hadist
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhya pada hari kiamat nanti ia akan datang untuk memberi syafaat (penolong) bagi para pembacanya (yang mengamalkan).” (HR. Muslim)


I. Apa Kata Mereka Tentang Al-Qur’an

Utsman bin Affan ra, “Andaikata hati kalian itu bersih, maka tidak akan pernah kenyang dari kalam Rabb (ingin selalu membaca Al-Qur’an).”

Ibnu Mas’ud ra, “Barangsiapa ingin mengetahui apakah ia cinta kepada Allah (atau tidak), hendaknya mengukur dirinya dengan Al-Qur”an. Jika ia cinta kepada Al-Qur”an (selalu membacanya), berarti cinta kepada Allah, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah.”

Khabab ra, “Mendekatlah kepada Allah semampumu! Ketahuilah jalan yang paling disukai oleh Allah untuk mendekat pada-Nya adalah membaca Al-Qur”an.”


Doa Terkena Musibah: إِنَّا لِلَّھِ وَإِنَّا إِلَیْھِ رَاجِعُوْنَ اللَّھُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِیْبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَیْراً مِنْھَا “Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)


Renungan Ayat

“Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:10-12)

…Dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali ‘Imran: 17)


Apa Itu Istighfar….???

Anda tahu Istighfar?? Pastilah tahu dan kita tahu apa itu Istighfar. Sedikitnya membaca Istighfar itu adalah:

Astaghfirullah Al-Azhim
“Aku meminta ampun kepada Allah Yang Maha Mulia.”

Yang panjang lagi:

Astaghfirullahal Azhim Min Kulli Zanbin Wa Atubu Ilaihi
“Aku meminta ampun kepada Allah Yang Maha Mulia Dari Semua Dosa Dan Aku Taubat Kepadanya.”

Sedikitnya membaca Istighfar sehari semalam sebanyak 70 x, atau tambah aja deh jadi wirid harian sebanyak 100 x. Karena baginda Nabi, yang dosanya telah diampuni tapi nggak pernah ninggalin Istighfar:

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar (mohon ampun) kepada Allah dan taubat kepadanya, (dengan membaca Istighfar) lebih dari 70x dalam sehari.” (HR. Bukhari)

Tentu saja dosa besar (Al-Kabair) tidak cukup hanya dengan membaca Istighfar saja, tapi harus memenuhi syarat taubat (selanjutnya silahkan mencari di Internet, toko buku, Tanya ustadz di majelis taklim dll)

Dengan demikian Istighfar itu adalah pengakuan dosa kita kepada allah, permohonan maaf kepada Allah, Sang Penguasa Dunia, dan Istighfar juga adalah “jawara’ nya doa. Seperti yang disebutkan dalam satu ayat:

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (tidak tidur) dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (QS. As-Sajdah: 16)

Kunci Rezeki…..Istighfar..!!!

Coba perhatikan ayat paling atas, bahwa ketika seseorang beristighfar ada beberapa “reward” dari Allah Swt yaitu:


  • Istighfar membuahkan ampunan dari Allah

  • Istighfar menghapus dosa

  • Istighfar mendatangkan kesuburan dengan datangnya hujan

  • Istighfar membuahkan rezeki bagi para pembacanya

  • Istighfar akan membuahkan pula keturunan

  • Istighfar menjadikan sawah ladang makmur/ sukses dalam bisnis atau karir


  • Ternyata Istighfar itu juga solusi jitu medatangkan rezeki sebagaimana Rasulullah Saw pernah ditanya ketika seseorang mengeluh karena rezeki, Rasulullah Saw menjawab:

    “Engkau harus beristighfar.”

    Begitu pula ketika ditanya tentang keturunan, beliapun menjawab:

    “Engkau harus beristighfar.”

    Kemudian Abu Hurairah bertanya karena bingung semua jawaban sama dari beberapa pertanyaan berbeda, kemudian Rasulullah Saw membaca ayat paling atas tadi.
    Di lain tempat Rasulullah Saw bersabda:

    “Barang siapa yang selalu membaca Istighfar, maka Allah akan memberinya solusi dari semua kesulitan dan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

    Lakukan Secara Kontinu...Lebih Bagus Di Waktu Subuh
    Tentu saja solusi dari semua permasalahan ini tidak hanya cukup dengan “hanya” beberapa kali atau beberapa hari saja. Sampai kapan??? Itu hak preogratif Allah semata. Namun yang jelas kualitas ilmu pengetahuan Islam seseorang akan mempengaruhi penilaian Allah kepada kita. Kontinunitas sangat berperan pula dalam satu ibadah dibanding banyak kemudian ditinggalkan.
    Yang paling baik adalah membaca Istighfar di waktu sahur seperti di ayat kedua yang tertulis di atas.

    Teman-teman..!! ternyata solusi itu ada dekat sekali, ada di samping kita, dia tidak jauh, ternyata ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Tidak perlu mendatangi paranormal, dukun, bertanya pada kartu tarot, lihat perbintangan..Aduh teman!! Itu malah membuat Allah murka!!
    Ayo sekarang kita mulai belajar Islam, kita pelajari Al-Qur’an, kita bongkar hadist agar menjadi solusi dari semua permasalahan kita.

    Yuk Jaga Mulut dan Tangan Kita
    Bagi yang sering MEMPERMASALAHKAN JUDUL…dengan senang hati kami menjawab, silahkan baca kalau suka, dan tidak ada yang memaksa antum kalaupun tidak suka membacanya. Karena bagaimanapun tidak ada yang rugi karena semuanya dilakukan dan dibuat oleh saya pribadi.
    Mari kita jaga hati, mulut dan raga kita agar tidak menyakiti orang lain. Jadilah kita pembawa rahmat dan berkah bagi yang lainnya, dan Insya Allah hal itu penyelamat kita kelak…
    Mohon tulis komen yang baik dan manfaat yang mengarah kepada ketaatan dan takwa. Dapat diambil manfaat oleh kita yang sedang mencari ilmu agama. Pasti, sekecil apapun perbuatan ada balasannya.

    Sabtu, 20 Maret 2010

    Autis

    Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara. Autisme sering disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD).

    Nah, untuk mengetahui apakah anak Anda mengidap autis, maka penting untuk mengetahui mulai dari gejala, tindakan kuratif (penyembuhan) hingga tindakan preventif (pencegahan).

    Kelainan perkembangan yang luas dan berat, dan mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan tersebut mencakup bidang interaksi sosial , komunikasi , dan perilaku.

    Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun , secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun.
    Pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.

    Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.

    Gejala autisme berbeda – beda dalam kuantitas dan kualitas ,penyandang autisme infantil klasik mungkin memperlihatkan gejala dalam derajat yang berat , tetapi kelainan ringan hanya memperlihatkan sebagian gejala saja.

    Kesulitan yang timbul, sebagian dari gejala tersebut dapat muncul pada anak normal, hanya dengan intensitas dan kualitas yang berbeda.

    1. gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal
    • Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
    • Mengeluarkan kata – kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain yang sering disebut sebagai bahasa planet
    • Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata – kata dalam konteks yang sesuai
    • Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
    • Meniru atau membeo , beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian , nada , maupun kata – katanya tanpa mengerti artinya
    • Kadang bicara monoton seperti robot
    • Mimik muka datar
    • Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat

    2. gangguan pada bidang interaksi sosial
    • Menolak atau menghindar untuk bertatap muka
    • anak mengalami ketulian
    • Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
    • Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
    • Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
    • Bila didekati untuk bermain justru menjauh
    • Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
    • Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun
    • Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tuanya

    3. gangguan pada bidang perilaku dan bermain
    • Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang – ulang sampai berjam – jam
    • Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh
    • Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil – mobilan terus menerus untuk waktu lama)atau sesuatu yang berputar
    • Terdapat kelekatan dengan benda – benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana- mana
    • Sering memperhatikan jari – jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak
    • Perilaku ritualistik sering terjadi
    • Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal; tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat – lompat, berputar – putar, memukul benda berulang – ulang
    • Dapat juga anak terlalu diam


    4.gangguan pada bidang perasaan dan emosi
    • Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal melihat anak menangis tidak merasa kasihan, bahkan merasa terganggu, sehingga anak yang sedang menangis akan di datangi dan dipukulnya
    • Tertawa – tawa sendiri , menangis atau marah – marah tanpa sebab yang nyata
    • Sering mengamuk tidak terkendali ( temper tantrum) , terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif


    5. gangguan dalam persepsi sensoris
    • Mencium – cium , menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja
    • Bila mendengar suara keras langsung menutup mata
    • Tidak menyukai rabaan dan pelukan . bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan
    • Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu

    Penyebab autis sejauh ini belum diketahui dengan pasti, namun diduga kuat berkaitan dengan faktor keturunan, khususnya hubungan antara ibu dan janin selama masa kehamilan.

    Selasa, 26 Januari 2010

    Dimensi Sosial Puasa

    "Puasa merupakan salah satu ibadah penting umat beragama, terutama umat Islam. Dalam Islam, sebagian puasa bersifat wajib dan sebagian puasa (puasa senin-kamis, puasa dawud, puasa syawal, dsb) bersifat sunnat. Apapun status puasa seseorang, puasa memberikan dampak terhadap kehidupan sosialnya. Beberapa di antaranya adalah nilai hidup sosial dan agama yang meningkat, menurun agresivitasnya, dan meningkat pemaafannya."

    Puasa dan Nilai Hidup

    Salah satu aspek penting puasa adalah nilai hidup. Menurut Eduard Spranger (Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, 1993), nilai hidup yang berkembang dalam diri seseorang dipengaruhi oleh aktivitas latihan yang dilakukan orang tersebut. Nilai hidup sendiri, menurut Spranger adalah nilai keagamaan, nilai sosial, nilai teori, nilai estetika, nilai ekonomi, dan nilai politik.Puasa adalah aktivitas yang dapat meningkatkan nilai hidup seseorang.

    Pada waktu puasa seseorang dianjurkan untuk melakukan ibadah horisontal seperti memberi makan orang yang berpuasa, memberi infaq, menyerahkan zakat fitrah, menyerahkan zakat mal, mengganti ketidakmampuan berpuasa dengan fidyah, dan sebagainya). Dengan cara demikian, puasa akan meningkatkan nilai sosial. Rasulullah sendiri memberi contoh untuk beramal yang sebanyak-banyaknya kepada orang lain. ”Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan sifat dermawannya itu lebih menonjol pada bulan Ramadhan, yakni ketika ia ditemui malaikat Jibril” (HR Bukhari). Suasana puasa yang mendorong orang untuk beramal bagi kesejahteraan dan kebaikan orang lain ini pada gilirannya akan menghidupkan nilai sosial.

    Kekuatan puasa (ramadhan) dalam menghidupkan atau memperkuat nilai-nilai hidup sosial dicapai melalui proses pengulangan. Pengulangan yang terus menerus memberi bekasan yang relatif menetap dalam diri seseorang. Aktivitas beribadah dan beramal sosial akhirnya menguatkan nilai sosial seseorang.


    Puasa dan Agresivitas

    Agresivitas adalah kecenderungan untuk melakukan perilaku menyakiti orang lain, baik secara fisik ataupun verbal (Robert A Baron & Donn Byrne, Social Psychology, 2004). Agresi dapat dikurangi atau diperbesar oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal di antaranya adalah kesulitan hidup, rasa marah, proses latihan, dan sebagainya. Faktor eksternal di antaranya adalah provokasi dari orang lain, cuaca yang panas, adanya senjata, dan sebagainya.

    Bila seseorang berpuasa, maka ia dilatih untuk mengendalikan diri. Sebuah hadis Nabi mengungkapkan bahwa salah satu yang semestinya dilakukan orang yang berpuasa adalah ”berpuasa berkata-kata yang menyakitkan”. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi: ”Tidaklah berpuasa itu menahan diri dari makan dan minum, tetapi berpuasa itu adalah menahan diri dari perbuatan kosong dan perkataan keji. Maka jika kau dicaci orang atau diperbodohnya, hendaklah katakan: ’Saya berpuasa, saya berpuasa’.” (HR Ibnu Khuzaimah, dalam Sabiq, Fiqh Sunnah, 1978).

    Bila biasanya (di luar puasa) orang membalas ucapan yang kasar dengan ucapan yang sama atau lebih kasar, maka dengan puasa ia berusaha untuk mengendalikan diri. Pengendalian diri yang memiliki frekuensi tinggi ditambah dengan penghayatan yang lebih tinggi (misalnya menghayati bahwa sangatlah kasihan orang yang diejek atau dipermalukan) selama berpuasa akan menjadikan agresivitas atau kecenderungan untuk menyakiti orang lain berkurang.

    Kecenderungan untuk menyakiti orang lain juga semakin berkurang dengan adanya aktivitas yang menyenangkan bagi orang lain. Selama berpuasa seseorang dilatih untuk memberi makan kepada orang lain untuk berbuka puasa, menyerahkan zakat mal dan zakat fitrah, memelihara silaturrahmi. Beberapa di antaranya dikembangkan melalui acara berbuka puasa bersama, dan sebagainya. Semua hal di atas akan menumbuhkembangkan kepedulian kepada oramg lain.

    Fakta-fakta yang berkembang dalam kehidupan sosial kita menunjukkan bahwa saat bulan puasa berbagai kekerasan dan agresivitas berkurang. Sebagai contoh, saat menjelang puasa artis yang hendak bercerai suka melontarkan agresivitas verbal yang menyakitkan, namun pada waktu bulan puasa sangat jarang yang mengungkapkan secara verbal dan terbuka yang berisi cacian atau makian kepada orang lain.


    Puasa dan Pemaafan

    Semangat yang dimiliki orang yang berpuasa adalah membersihkan diri dari berbagai bekasan negatif. Menurut suatu hadits, dosa-dosa dapat dikurangi dengan perbuatan baik.


    “Dari Salman rs. Beliau berkata : Rasulullah berkhutbah di tengah-tengah kami pada akhir sya’ban, Rasulullah bersabda : Hai manusia telah menjelang kepada kalian bulan yang sangat agung yang penuh dengan barokah, bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai puasa wajib, qiyamul lailnya sunnah, barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan amalan wajib pada bulan lainnya, barangsiapa melakukan amalan wajib pada bulan itu seperti orang yang melakukan amalan wajib tujuh puluh kali pada bulan lainnya…….dst (HR. Ibnu Huzaimah, dalam Sabiq, 1978).


    Bentuk-bentuk perbuatan baik, sebagaimana telah diuraikan di atas, adalah ibadah kepada Allah ’Azza wa jalla dan berbuat baik terhadap sesama manusia. Perbuatan baik tersebut menurunkan dosa-dosa (yang diakibatkan perbuatan jahat) yang ada dalam diri seseorang. Hal ini terungkap dari hadis Nabi:


    Dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah bersabda, ”Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada dan ikutilah perbuatan jahat itu dengan perbuatan baik supaya kejahatannya terhapus. Dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik (HR at-Tirmidzi).


    Namun, dosa-dosa terhadap sesama manusia hanya dapat dihapuskan dengan meminta dan memberi maaf. Salah satu beban yang semestinya dibersihkan orang adalah bekasan dari perjalanan hidup masa lalunya. Dalam diri setiap orang terdapat berbagai pengalaman konflik dengan orang lain. Sebagian terselesaikan, sebagian yang lain masih menjadi unfinished problem. Dalam situasi unfinished problem, hal yang paling mungkin dilakukan adalah melakukan pemaafan (forgiveness). Ada sebuah hadis Nabi: Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, ”Barangsiapa yang pernah berbuat dhalim kepada kepada saudaranya, baik yang menyangkut kehormatan diri atau yang lainnya, hendaklah menghalalkannya (meminta maaf) sekarang sebelum datang saat (hari kiamat) di mana dinar dan dirham tidak laku. Bila ia mempunyai amal saleh, maka akan diambil sesuai dengan kadar kedhalimannya. Sedangkan bila ia tidak mempunyai kebaikan, maka kejelekan-kejelakan orang yang di aniayanya diambil dan dipikulkan kepada orang yang menganiayanya.” (HR Bukhari).

    Dengan menggunakan dasar tadi, umat Islam distimulasi oleh lingkungannya untuk memberi maaf. Stimulasi yang berkembang dalam budaya Indonesia adalah halal bi halal, yang biasanya dilakukan melalui aktivitas silaturrahmi atau melalui suatu pertemuan besar. Di samping itu, stimulasi yang juga berkembang dalam beberapa tahun terakhir adalah menerima kiriman sms yang berisi permintaan maaf. Di dalam suasana puasa ramadhan atau pasca ramadhan, orang biasanya mudah untuk memaafkan.

    Schizoid Personality Disorder

    Termasuk pada cluster A, Kepribadian Eksentrik.
    (Golongan ini termasuk didalamnya perilaku paranoid, aneh, eksentrik.)

    Gangguan kepribadian skizoid merupakan suatu karakter yang sifatnya menetap dalam diri individu yang menghindari (withdrawal) kontak dari hubungan sosial. Individu dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) digambarkan sebagai individu yang tidak memiliki emosi dalam merespon pelbagai situasi. Kondisi ini seperti ketidakmampuan dalam menikmati pelbagai pengalaman-pengalaman hidup dalam pelbagai situasi yang terjadi.

    Individu dengan SPD dalam hubungan sosial cenderung tidak menunjukkan ekspresi emosi, ia tidak tertarik pada hal-hal tertentu yang terjadi di sekelilingnya. Bermuram dan menjauhkan diri dari yang lain sehingga ia kadang terlihat seperti menyendiri dalam keterasingan.

    Meskipun demikian individu dengan gangguan kepribadian SPD yang lebih menyukai menyendiri, akan tetapi tetap menyukai kehidupan sosial, artinya individu tersebut tidak mengurung dirinya dengan menghindari orang lain semata, ia masih tetap keluar ruangan dan tidak bersembunyi ―beda halnya dengan gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder; APD) [Dobbert, D. (2007) Understanding Personality Disorders: An Introduction. Greenwood Press]

    Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan SPD adalah minimnya ekspresi emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif. Individu tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain.

    Gangguan kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan skizofrenia (schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia dikategorikan sebagai gangguan psikotik. Namun demikian SPD sering disebut sebagai gangguan mental "spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada pada SPD seperti menghindari kontak pribadi dengan orang lain, minimnya ekspresi emosi merupakan simtom yang terdapat pada skizofrenia pula. Bedanya, pada SPD tidak terjadinya penyimpangan persepsi, paranoia dan ilusi dibandingan dengan kepribadian schizotypal maupun pada gangguan psikotik episode dari skizofrenia.

    Untuk bekerja, individu dengan gangguan SPD dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam hubungan interpersonal dengan rekan kerja atau orang lain. Individu dengan gangguan SPD juga dapat menikah, namun kesulitan akan ditemui dalam penciptaan hubungan lekat (intimacy) dengan pasangannya disamping itu, individu dengan tipe ini menunjukkan ketidaktertarikan pada hubungan seksual.


    SIMTOM

    Individu dengan gangguan SPD sangat jarang menikah, mereka kadang tergantung pada orangtuanya dan menghindari kontak personal dengan orang lain. Gangguan kepribadian SPD didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut;

    1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada awal masa dewasa;


    a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga
    b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
    c. Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
    d. Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
    e. Sedikit mempunyai teman akrab
    f. Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
    g. Perilaku "dingin", emosi datar


    2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau disebbkan oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung pengobatan medis.


    TREATMENT

    Medikasi


    Pengobatan untuk individu dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) tidak begitu diperlukan, kecuali bila dokter beranggapan perlunya obat-obatan bila pasien disertai dengan gangguan kecemasan.

    Psikoterapi


    Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan treatment, hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan SPD beranggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu senagaja datang pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan pada kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh indivdu bersangkutan.

    Test Psikologi
    Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian skizoid;
    Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2)
    Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II)
    Rorschach Psychodiagnostic Test
    Thematic Apperception Test (TAT)

    Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitive-behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk membentuk komunikasi antar pasangan

    Terapi Individu.
    Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutan-ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Selanjutnya terapis akan menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya.

    Terapi Kelompok
    Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif, meskipun demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat, saling mengerti sesama anggota, berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.

    Singkat mengenai kepribadian Schizoid :
    - tidak pernah tertarik berhubungan dengan orang lain termasuk keluarga
    - lebih suka menyendiri
    - kurang tertarik terhadap aktivitas seksual
    - sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
    - sedikit teman akrab
    - tidak terpengaruh pada suatu pujian, kritik dari orang lain
    - perilaku "dingin', emosi datar

    Penyebab berbagai bentuk penyimpangan kepribadian tidak diketahui secara pasti, berbagai pendekatan teori dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan kondisi gangguan tersebut. teori Biologi mempercayai adanya kelainan kromosom dan rusaknya susunan syaraf sebagai penyebabnya. teori sosial menjelaskan respon belajar menjadi salah satu faktor, sementara psikodinamika, hambatan perkembangan ego menjadi penyebabnya.

    Individu dengan gangguan SPD beranggapan bahwa orang lain sangat mengganggu dan tidak menghargai dirinya. Olah karenanya individu SPD lebih menyukai pekerjaan atau hobby yang tidak melibatkan orang lain.

    Cara Berpikir
    Beberapa "cara" berpikir individu dengan gangguan skizoid;
    • Tidak masalah dengan apa yang dipikirkan orang lain terhadap diriku
    Sangat penting bagiku untuk bebas dan tidak tergantung pada orang lain
    • Aku sangat menikmati segala sesuatunya tanpa ada orang lain disekitar atau disampingku
    • Dalam situasi tertentu aku lebih menyukai melakukannya sendiri atau tanpa orang lain
    • Berhubungan dengan orang lain tidak begitu penting bagiku
    • Aku menentukan standar dan rencana-rencana untuk diriku
    • Aku dapat melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan dari orang lain
    • Aku sepatutnya tidak perlu bersikap ramah dengan orang lain
    • Aku lebih menyukai hal-hal yang sifatnya privasi dibandingkan dekat dengan orang lain
    • Aku merasa lebih nyaman tidak terikat dengan orang lain dan hanya ada sedikit masalah bila tidak terlalu dekat dengan orang lain
    • Lebih baik aku menjaga jarak dan bersikap biasa-biasa saja dengan orang lain

    Mencegah
    Mencegah gangguan kepribadian skizoid secara dini diberikan pada anak sebelum mencapai usia dewasa, pembelajaran dan stimulasi emosional adalah hal penting dilatih dan diperkenalkan pada anak-anak. Latih anak untuk peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu cara.

    Gangguan Kepribadian

    Gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan berat pada karakter dan kecenderungan perilaku pada individu. Gangguan tersebut melibatkan beberapa bidang kepribadian dan berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial. Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak.

    Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi suatu hal yang kontroversial dan merugikan individu bersangkutan, kebanyakan orang awam memberikan sebutan label atau pelbagai stigma tertentu pada mereka. Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk berobat dan melakukan isolasi diri.

    Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat, mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.

    Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau menlanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya. Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.

    Problem ketergantungan pada alkohol, gangguan mood, kecemasan dan gangguan makan, melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap diri sendiri, keinginan bunuh diri, gangguan seksual sering menjadi bagian dari permasalahan gangguan kepribadian.


    CLUSTER

    Dokter membagi 3 group secara garis besar gangguan kepribadian berdasarkan simtom utama dan jenis pengalaman individu:

    (1) Cluster A; Kepribadian eksentrik
    Golongan ini termasuk di dalamnya perilaku paranoid, aneh, eksentrik
    - Gangguan kepribadian skizoid
    - Gangguan kepribadian schizotypal
    - Gangguan kepribadian paranoid

    (2) Cluster B; Kepribadian dramatik
    Golongan dramatisir, perilaku emosional, tidak menentu, dan perilaku antisosial
    - Gangguan kepribadian histrionik
    - Gangguan kepribadian narsisistik
    - Gangguan kepribadian borderline
    - Gangguan kepribadian antisosial

    (3) Cluster C; Kepribadian dengan kecemasan
    Gangguan kepribadian dengan kecemasan, ketakutan, dan perilaku tergantung.
    - Gangguan kepribadian menghindar
    - Gangguan kepribadian dependen
    - Gangguan kepribadian obsessive-compulsive


    GEJALA UMUM

    Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada. Secara umum gangguan ini klasifikasikan berdasarkan;

    Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih;
    - cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain dan waktu
    - afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan cakupan)
    - fungsi-fungsi interpersonal
    - dan kontrol terhadap impuls
    Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
    Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
    Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa
    Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.

    Catatan:
    Gangguan kepribadian tidak didiagnosa pada pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, dengan pertimbangan bahwa pada usia dibawah 18 tahun sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada remaja awal, bila pun adanya simtom-simtom tertentu yang tampak, haruslah simtom tersebut menetap setidaknya 1 tahun lamanya, namun tidak semua gejala yang ada dapat didiagnosa sebagai bentuk gangguan kepribadian.



    PENYEBAB

    Penyebab secara pasti berkembangnya gangguan awal tidak diketahui secara pasti, akan tetapi gangguan kepribadian muncul diperkirakan merupakan kombinasi beberapa faktor yang berbeda tiap individu. Gangguan kepribadian dapat muncul dalam keluarga, faktor genetik, harapan yang tidak tercapai dan sebagainya.

    Anak yang mengalami pelecehan seksual pada masa awal kanak-kanak mempunyai resiko terbentuknya gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder). Dilaporkan bahwa individu yang mengalami gangguan ini mengalami pelecehan seksual di usia kanak-kanak (rata-rata pada usia 13 tahun), disamping itu mereka juga mengalami gangguan stres pasca-traumatik (Post Traumatic Stress Disorder, PTSD). Faktor lainnya terbentuk gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan luka pada kepala pada masa kanak-kanak (soft neurological sign) yang dapat berkembang menjadi bentuk gangguan ini.

    Kemunculan gangguan kepribadian schizotypal, schizoid dan paranoid dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor biologi, genetik (walaupun faktor ini sedikit kemungkinannya), riwayat pengalaman individu dalam keluarga. Gangguan-gangguan ini dapat juga disebabkan oleh turunan dari anggota keluarga yang menderita schizophrenia. Faktor hereditas juga memberikan kontribusi berkembangnya gangguan kepribadian obsessive-compulsive.

    Kemunculannya gangguan kepribadian antisosial diperkirakan disebabkan oleh pengalaman trauma masa kecil yang disebabkan oleh permasalahan keluarga dengan kekerasan. Anak dengan orangtua pengguna alkohol dan anak yang pengalami penolakan dari orangtua mempunyai resiko terhadap pembentukan gangguan kepribadian antisosial.

    Pendidikan yang tidak tepat dengan temperamen si anak juga dapat menimbulkan gangguan kepribadian, kondisi ini disebut dengan goodness of fit, misalnya anak yang bertemperamen cemas didik oleh orangtua yang mempunyai sifat cemas pula akan memperburuk kepribadian anak dikemudian hari.

    Faktor lingkungan dan budaya juga diyakini dapat membentuk pola gangguan kepribadian, misalnya lingkungan dan budaya yang bersifat keras, tidak toleran, suka menghukum (punitif) dan agresif dapat menanamkan dasar-dasar pembentukan gangguan paranoid dan antisosial.


    RESIKO GANGGUAN KEPRIBADIAN

    Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada;

    (1) Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan masyarakat
    (2) Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B
    (3) Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
    (4) Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis lainnya
    (5) Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut)
    (6) Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan antisosial
    (7) Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
    (8) Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik

    TREATMENT

    Treatment untuk gangguan kepribadian merupakan kombinasi dari pengobatan dan psikoterapi;


    1) Medikasi

    Antidepressants
    Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), paroxetine (Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenis antidepressant lainnya venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang disertai dengan kecemasan dan depresi.

    Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
    Jenis phenelzine (Nardil) dan tranylcypromine (Parnate).

    Anticonvulsants
    Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan perilaku impulsif. Jenis yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol, Tegretol) atau asam valproik (Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax), jenis anticonvulsant ini dianggap lebih efektif dalam menangani permasalahan perilaku impuls yang tidak terkontrol.

    Antipsychotics
    Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal beresiko kehilangan dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone (Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiran-pikiran yang menyimpang. Untuk gangguan perilaku kadang juga diberikan haloperidol (Haldol).


    Obat-obat ini haruslah dibawah kontrol dokter secara ketat, pemakaian berlebihan akan memberikan beberapa efek samping seperti;
    - Sedasi dan inhibisi psikomotorik
    - Gangguan otonom (hipotensi, hidung tersumbat, gangguan irama jantung)
    - Gangguan ekstrapiramidal (tremor, sindrom parkinson, akatisia)
    - Gangguan endoktrin
    - Tardive dyskinesia
    - Sindrom neuroleptik maligna

    Mood stabilizers
    Jenis lithium (Eskalith, Lithobid). Obat ini memberikan ketenangan bila terjadi perubahan mood pada penderita gangguan kepribadian.

    Jenis-jenis medikasi lainnya yang mungkin diberikan oleh dokter adalah alprazolam (Xanax) dan clonazepam (Klonopin)



    (2) Psikoterapi

    Penghalang utama dalam pemberian treatment pada individu dengan gangguan kepribadian disebabkan individu tersebut tidak terbuka bahkan kadang disertai permusuhan (marah) kepada terapis ketika pemberian terapi. Kadang juga disertai dengan penolakan atau berhenti total dalam masa pengobatan. Keberhasilan dari terapi sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kepatuhan pasien dalam pemberian treatment yang memang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyembuhannya.


    Psikodinamika
    Pada pendekatan ini terapis akan membicarakan kondisi pasien dan beberapa hal mengenai isu-isu mengenai kesehatan mental secara profesional, Dalam psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani pelbagai permasalahan yang dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana bereaksi secara tepat terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode pelaksanaan dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga

    Cognitive-behavior therapy (CBT)
    Bentuk terapi dalam CBT melibatkan pelatihan ulang terhadap pemikiran dan cara pandang terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul, termasuk di dalamanya kontrol terhadap muatan-muatan emosi dan perilaku.

    Dialectical behavior therapy
    Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian ambang.

    EMOSI

    Emosi adalah gejolak yang ada pada organisme yang disertai oleh respon terhadap suatu rangsang, di dalamnya , mengandung suatu kebutuhan dasar . Jika kebutuhan itu terpenuhi individu merasa gembira, bahagia, dicintai. Akan tetapi jika tidak terpenuhi individu akan merasa marah, takut khawatir, cemburu, cemas dan sedih (Cole, 1963)

    Emosi adalah pengalaman bathin yang timbul untuk melengkapi arti pengalaman itu bagi seseorang disertai oleh kegiatan fisik lainnya, sehingga mempengaruhi seluruh pribadinya. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman baik bersifat memupuk atau menghambat.

    Lugo dan Hersey (dalam Santosa, 1995) menyatakan bahwa emosi menyertai apa saja yang individu kerjakan, pikiran dan pelajari. Adakalanya emosi melanda seseorang dengan hebat, sehingga membingungkannya sementara individu lainnya tidak menyadari keberadaannya.

    Pendapat berbagai para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi adalah pengalaman bathin yang menyertai apa saja yang dilakukan oleh individu, dorongan-dorongan yang mengandung kebutuhan dasar yang mempengaruhi keseleuruhan kepribadian individu.

    Dalam otak manusia, terdapat struktur yang mengelilingi pangkal otak, yang dikenal sebagai sistem limbik. Didalamnya terdapat yang namanya amigdala yang sering disebut sebagai bank memori emosi otak, tempat menyimpan semua kenangan baik tentang kejayaan dan kegagalan, harapan dan ketakutan, kejengkelan dan frustrasi. Amigdala menggunakan memori-memori yang tersimpan ini dalam perannya sebagai semacam sentinel, yang bertugas memantau semua informasi berupa segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar dari waktu ke waktu, dan mengukur besar ancaman atau peluang melalui pencocokan apa pun yang terjadi sekarang dengan arsip-arsip pengalaman masa lampau yang terhimpun dalam otak (LeDoux dalam Goleman, 1999)

    Struktur otak lainnya adalah hippocampus dan neokorteks. Dalam ingatan, amigdala dan hippocampus bekerja bersama-sama, masing-masing menyimpan dan memunculkan kembali informasi khusus secara mandiri. Bila hippocampus memunculkan kembali informasi maka amigdala menentukan apakah informasi mempunyai nilai emosi tertentu (Goleman 1995)

    Hippocampus dan amigdala merupakan dua bagian penting dalam otak manusia. Hingga saat ini, kedua struktur limbik itu melakukan sebagian besar atau banyak ingatan dan pembelajaran otak. Amigdala adalah spesialis masalah-masalah emosional. Apabila amigdala ini dipisahkan dari bagian-bagian otak lainnya, maka hasilnya adalah ketidakmampuan yang amat mencolok dalam menangkap makna emosional dalam suatu peristiwa. Apabila amigdala ini dibuang maka diyakini orang tersebut kehilangan semua pemahaman tentang perasaan , juga setiap kemampuan merasakan perasaan. Amigdala berfungsi semacam gudang ingatan emosional dan dengan demikian itu, hidup tanpa amigdala merupakan kehidupan tanpa makna pribadi sama sekali (Ekman,1994 dalam Goleman 1995)

    Amigdala, sebagai kunci dalam otak emosional pertama kali ditemukan oleh Joseph LeDoux seorang ahli syaraf di Center Neural Science New York University, Ia menjelaskan bagaimana Amigdala mampu mengambil alih kendali apa yang di kerjakan manusia bahkan sewaktu otak yang berpikir, neokorteks masih menyusun keputusan, fungsi-fungsi amigdala dan pengaruhnya pada neokorteks merupakan inti kecerdasan emosional.
    Penelitian itu menemukan suatu berkas neuron yang lebih kecil yang menghubungkan thalamus langsung dengan amigdala. Saluran yang lebih kecil dan lebih pendek ini mirip jalan pintas saraf memungkinkan amigdala menerima sejumlah masukan langsung dari indera-indera dan memulai suatu respon sebelum masukan-masukan itu terdata sepenuhnya oleh neokorteks (LeDoux dalam Goleman, 1999). Secara anatomi, sistem emosi mampu bertindak terlepas dari neokorteks. Amigdala dapat menyimpan ingatan dan repertoar respon sehingga individu bertindak tanpa betul-betul menyadari mengapa melakukannya, karena jalan pintas dari talamus menuju amigdala sama sekali tidak melewati neokorteks.

    Emosi sangat penting bagi rasionalitas. Dalam liku-liku perasaan dengan pikiran, kemampuan emosional membimbing keputusan individu dari saat ke saat saling membahu dengan pikiran rasional mendayagunakan, atau tidak mendayagunakan pikiran itu sendiri (Goleman, 1995)

    Stress bisa menjadi sesuatu yang positif karena membuat individu selalu berjaga-jaga menghindari bahaya. Reaksi tubuh terhadap stressor, bahaya atau tantangan dimulai dengan reaksi awal di hipotalamus yang memulai reaksi rantai melalui serabut saraf dan reaksi biokimiawi, selanjutnya melalui syaraf otonom simpatik menimbulkan pelbagai perubahan di seluruh tubuh. Individu menjadi waspada penuh, dan tersedia energi untuk menghadapi tantangan, baik untuk menghadapi ancaman bahaya laut, berlomba, atau hanya sekedar mengejar jadual waktu.

    Ketika stres terjadi, amigdala mengirim pesan pada kelenjar endokrin untuk mengeluarkan sejumlah bahan kimia yang dimulai dengan pelepasan CRF (corticotrophin-releasing factor) dan diakhiri dengan membanjirnya hormon-hormon stres terutama kartisol. Ketika hormon-hormon tersebut diproduksi, tubuh bereaksi secara spontan, kabur atau melawan. Bahan kimia tersebut tinggal di dalam tubuh berjam-jam lamanya, padahal setiap kali kejadian yang mengesalkan berikutnya hormon-hormon tersebut terus diproduksi, sehingga terjadilah penumpukan hormon stres. Penumpukan itu membuat amigdala menjadi detonator yang sangat peka, yang siap membajak akal sehat menjadi naik pitam atau panik hanya karena provokasi hal-hal yang gampang (Goleman, 1999)

    Salah satu dampak dari horman stres terlihat pada aliran darah, ketika denyut jantung meningkat. Darah yang seharusnya mengalir deras justru terhalang masuk ke pusat-pusat kognitif otak. Kartisol mencuri energi dari bagian memori kerja otak dan mengalihkannya ke perasaan. Ketika kadar kartisol sedang meninggi, orang lebih mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi, dan tidak mampu mengingat dengan baik (Wolkowitz dkk dalam Goleman, 1999)

    Di otak, peredam ledakan amigdala terletak di ujung lain sirkuit penting nekorteks, yaitu lobus-lobus prefrontral tepat di balik dahi. Korteks prefrontal bekerja saat seseorang merasa takut atau marah, tetapi berfungsi menghambat atau mengendalikan perasaan agar dapat menangani situasi yang dihadapi dengan lebih efektif. Wilayah prefrontral mengatur reaksi emosional sejak awal, ia berperan sebagai neuron-neuron inhibitor (penghambat) yang dapat memveto pesan-pesan impulsif dari pusat-pusat emosi, terutama amigdala, pada saat emosi dan godaan nyaris tak terkendali. Sebagai sumber impuls emosi, amigdala sangat berperan dalam pengalihan perhatian, sedangkan lobus perifrontral adalah tempat dihimpunnya memori kerja, termasuk kemampuan memusatkan perhatian kepada sesuatu yang sedang dipikirkan (Goleman, 1995, 1999)

    Kamis, 21 Januari 2010

    Anxiety Disorder Gangguan Kecemasan

    Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.

    Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.

    Gangguan kecemasan diperkirakan mengidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut.

    Secara fisik beberapa gejala kecemasan ditandai dengan ketegangan pada otot (mudah pegal), berkeringat, sesak nafas atau tarikan nafas pendek, mudah merasa pusing, dan dada sering sesak. Pada abad 19, kecemasan dianggap sebagi bentuk dari kerusakan atau gangguan dari pernafasan, Sigmund Freud mengidentifikasi kecemasan sebagai bentuk neurosis. Freud meyakini kemunculan rasa cemas diakibatkan sifat instinktif atau dorongan seksual pada individu tidak tersalurkan secara tepat. Akibatnya, kecemasan timbul sebagai bentuk pertahanan diri untuk merepresi dorongan-dorongan tersebut. Bila tahap represi ini tidak tepat memunculkan gangguan neurosis kecemasan.


    Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.

    Berbeda dengan pendapat psikoanalisa, ahli psikologi teori belajar beranggapan bahwa kecemasan lebih disebabkan peristiwa eksternal dibandingkan konflik internal dalam pribadi individu. Adanya pengkondisian yang siap (prepared conditioning) pada individu membuat individu semakin siap dalam menghadapi pelbagai situasi stressor dikemudian hari.

    Analisis kognitif munculnya kecemasan disebabkan oleh bagaimana individu memikirkan situasi dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang mungkin dapat muncul. Pikiran-pikiran tersebut kadang tidak realistik, individu cenderung untuk menambahkan tingkat bahaya tersebut dibandingkan pada orang normal yang menilai "tidak begitu berbahaya". Akibatnya indvidu meningkatkan tingkat kewaspadaan secara berlebihan (tentunya dengan ada rasa cemas berlebihan) dan mencari-cari tanda bahaya. Misalnya saja suara bising ditengah malam pada sebuah rumah, individu menginterpretasikan seebagai perampokan dan sebagainya. Parahnya tingkat kecemasan sangat tergantung pada indvidu bagaimana melakukan obsesi kecemasannya itu.

    Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV yang sering dibahas diantaranya adalah;
    1) Gangguan panik tanpa agoraphobia
    2) Gangguan panik dengan agoraphobia
    3) Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
    4) Phobia spesifik
    5) Phobia sosial
    6) Gangguan obsesif-kompulsif
    7) Gangguan stres pasca traumatik
    8) Gangguan stres akut
    9) Gangguan kecemasan umum
    10) Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi


    Gejala Umum Kecemasan

    Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.

    1) Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
    Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.

    2) Rasa sakit atau nyeri pada dada
    Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.

    3) Rasa sesak napas
    Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.

    4) Berkeringat secara berlebihan
    Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor

    5) Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual

    6) Gangguan tidur

    7) Tubuh gemetar

    Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.

    8) Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

    9) Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

    10) Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).


    Treatment

    1) Terapi obat-obatan
    Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan dengan melihat hasil laboratorium dengan mencheck peningkatan norepinefrin, serotonin dan gamma aminobutryc acid (GABA). Dengan positron emission tomography (PET) juga ditemukan kelainan (disregulasi) pembuluh darah serebral.


    Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat psikoleptik, yaitu benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.

    Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara ketat, penggunaan obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa efek samping. Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal dan paru haruslah diperhatikan pemakaian obat-obatan ini. Pada anak dan orangtua dapat juga memberikan reaksi seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction) seperti meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.

    Beberapa efek samping penggunaan obat antiansietas
    - Sedative (rasa mengantuk, kewaspadaan menurun, kerja psikomotorik menurun, dan kemampuan kognitif melemah)
    - Rasa lemas dan cepat lelah
    - Adiktif walaupun sifatnya lebih ringan dari narkotika. Ketergantungan obat biasanya terjadi pada individu peminum alkohol, pengguna narkoba (maksimum pemberian obat selama 3 bulan)
    - Penghentian obat secara mendadak memberikan gejala putus obat (rebound phenomenon) seperti kegelisahan, keringat dingin, bingung, tremor, palpitasi atau insomnia.



    2) Psikoterapi
    Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.

    Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik..

    Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support ini.


    Mencegah Kemunculan Gangguan Kecemasan

    1) Kontrol pernafasan yang baik
    Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

    2) Melakukan relaksasi
    Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

    3) Intervensi kognitif
    Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

    4) Pendekatan agama
    Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

    Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.

    5) Pendekatan keluarga
    Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

    6) Olahraga
    Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.

    ALKOHOL

    Alkohol terdiri dari beberapa senyawa kimia akan tetapi yang paling sering digunakan adalah ethyl alcohol atau ethanol. Pada awalnya alkohol (dalam bahasa arab al-kuhul) menunjukkan pada kosmetik yang digunakan untuk menghitamkan lingkaran alis, merupakan bedak murni yang sering digunakan dalam make up, selanjutnya ahli kimia Eropa membuatnya melalui destilasi untuk beberapa kegunaan.

    Nama kimia dari alkohol adalah etanol atau etil alkohol. Banyak jenis dan merek dari alkohol, bir, wiski, brandy, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu, saguer, tuak, topi miring, mansion house, camus dan lain-lain.


    Dampak penggunaan alkohol

    a) Kanker dan berbagai problem yang menyangkut kerusakan hati, gangguan pencernaan, kulit, paru-paru, dan sistem urine secara permanen
    b) Kerusakan pada otak
    c) Kekurangan gizi yang dapat mengakibatkan rentan terhadap berbagai serangan penyakit.
    d) Polyneuritis (radang saraf tepi)
    e) Kehilangan memori
    f) Gangguan psikologis dan kekacauan mental yang dapat berupa meningkatnya kecemasan tanpa alasan yang jelas, halusinasi, kecurigaan berlebihan, pikun dan sebagainya
    g) Perempuan hamil yang menggunakan alkohol dapat mengakibatkan bayinya lahir dengan cacat bawaan, cacat mental, pertumbuhan bayi terganggu (tinggi dan berat badan dibawah normal), adanya kemungkinan bayi itu kelak mengalami kesulitan dan permasalahan belajar.
    h) Gangguan fisik motorik seperti gangguan bicara, pandangan kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik berupa tidak sadar lagi.
    i) Kematian yang disebabkan overdosis


    Pengaruh perilaku yang diakibatkan alkohol

    a) Kehilangan kontrol dan kesadaran dalam situasi tertentu, pemakai alkohol kerab mengambil keputusan yang sebenarnya keliru dan tidak perlu, itulah sebabnya di beberapa negara pemakai alkohol akan dihukum berat bila kedapatan mengendarai kendaraan dibawah pengaruh alkohol. Pengaruh tersebut beresiko tinggi terhadap kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

    b) Mereka meminum alkohol sebagai kompensasi untuk melewati kehidupan sehari-hari, Biasanya mereka memakainya di pagi hari ketika bangun dari tidur atau untuk mengisi perasaan sepi yang dialaminya.

    c) Turunnya kinerja. Mereka cenderung membolos, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan gairah dalam bekerja

    d) Kehilangan kesadaran dan pemikiran positif, biasanya dibawah pengaruh alkohol akan berperilaku agresif dan bertingkah regresi yang dapat memalukannya ketika ia sadar dikemudian hari. Misalnya mereka melakukan keributan dan merusak suasana pesta dibawah pengaruh alkohol.

    e) Pemakai alkohol kehilangan kesadaran dan perilakunya, berkecendrungan melakukan tindakan kriminal. Membunuh karena tersinggung, memperkosa, tindakan kekerasan dan sebagai adalah dampak akibat pengaruh kesadaran dibawah alkohol. Banyak wanita yang menjadi korban hubungan seks yang di inginkan dalam keadaan tidak sadar akibat alkohol yang mengakibatkan kehamilan, HIV atau penyakit akibat hubungan seksual.

    f) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang menggunakan alkohol dapat berpengaruh buruk terhadap anak-anaknya. Anak juga kemungkinan akan mengikuti kebiasaan minuman beralkohol dari orang tuanya sama halnya dengan penggunaan narkoba jenis lainnya seperti yang pernah diteliti oleh Frick dan kawan-kawan (1992)

    g) Penggunaan alkohol atau narkoba jenis lainnya dapat mempengaruhi keuangan, jumlah konsumsi yang terus meningkat, adanya ketergantungan untuk terus memakai (adiktif) akan mendesak pelaku untuk melakukan tindakan penipuan atau kriminal untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan narkoba.

    Gejala putus obat

    -. Mengalami gangguan tidur, insomnia
    -. Tubuh gemetar
    -. Gugup dan mudah tersinggung
    -. Mual, muntah dan sakit perut
    -. Keringat dingin
    -. Kecemasan
    -. kejang (ayan)
    -. Rasa sakit sekujur tubuh, pegal atau nyeri